Kamis, 17 Februari 2011

untuk 1



Duhai…
Kumpulan rindu yang melayang-layang di pelupuk hatiku
Terbanglah diantara kemilau bintang
Biaskan secercah cinta di langit malam
Agar mimpi menjadi warna yang agung

Dentingan nada-nada telah terlepaskan
Maka..
Birkan dia mengalun
Membuai jiwa-jiwa yang gelisah
Terlelap di pangkuan surga
Hingga mimpi menyatukanya dalam nyata

Minggu, 13 Februari 2011

tapi terhina


Tapi Terhina

Ku lihat
Dunia hancur lebur tak tersisa
Di balik sorot matamu yang gamang penuh rasa takut

Api membakar jiwa
Tak satu pun jalan kan terbuka
Sekejap akal tersaput kabut amarah
Segala menghilang,
Segala melayang

Hidup tak semudah yang kau kira
Segala uji kan menempa jiwa

Jangan tenggelamkan dirimu
Amarah tak buatmu terpuji
Tapi terhina

Kamis, 10 Februari 2011

tamak


Tamak

Dendang-berdendang, tari-menari
Dunia berdendang, manusia menari
Lagu kebisingan, tarian kemunafikan
Selalu menghiasi lembaran waktu dalam pertarungan

Kepala diangkat-angkat kaki di patahkan
Tak bisa berjalan, mulut terus saja berkoar
Mengutuk ketakberdayaan
Meludahi penderitaan

Apa yang kau cari
Tak kan ada di muka bumi ini
Karena keinginanmu tak kan terbayar oleh sluruh semesta

Pergilah ke alam sunyi
Temuilah sang nurani meringkuk tunduk
Menangisi ketamakanmu

Jumat, 04 Februari 2011

sia-sia

Sia-sia

Gelap kelam mendung berarak
Angin dingin membawa rintih nurani
Tersudut sunyi di tepi hayat

Langit jingga mengantar pulang
Anak jiwa yang lelah
Lapis bumi yang bingung

Entah apa di bawanya,
Menjelang muara tak satu pun bekal di tangan
Lelap terlalu lama dalam angan
Mengecoh batin berduyun menuju api

Kemana lagi harus mencari.?
Sedang kemarau telah menghisapnya,
Melewati zaman-zaman cemerlang tanpa mencari mata rantai kehidupan

Tinggallah sesal tak berarti
Tangis jiwa jadi sia-sia.
Meski meringuk tunduk,
Tak kan kembalikan sisa-sisa kerinduan.