Sabtu, 05 Maret 2011

gadis

GADIS

Gadis berlari menanti pagi
Di tengah hujan yang tak juga reda
Saat mendung selimuti seluruh jagad
Dia mencari misteri tentang diri

Di sela tawa dia terdiam
Berpikir tentang sebuah perjalanan
Apakah benar yang telah di jalani..?
Benarkah takdir yang telah membawanya..?

Dia menari tarian yang tak pasti
Di menyanyikan lagu yang tak bernada

Jangan ambisimu merajai
Jika hidupmu ingin berarti
Biarlah cinta yang kan memberi
Segenggam rasa
Rasa yang abadi

tentang kita

Tentang Kita

Kita bukan matahari,
Bukan bintang
Bersinar dengan cahayanya sendiri

Kita hanya bias sinar
Dari Sang Cahaya
Yang tanpaNya kita tak ada

Kita hidup akan di matikan
Kita pergi harusnya kembali
Sampai kapan kita harus terus mencari..?
Karena sungguh,
Segalanya ada di dalam inti hati..!!!

cinta satu

Cinta Satu

Cinta…
Jangan kau tenggelamkan aku
Pada samudera
Selain samuderamu
Jangan biarkan jiwaku terbuai
Kecuali dengan belaianmu
Jangan biarkan aku mendengar suara
Kecuali suaramu
Jangan biarkan aku bernafas
Kecuali udara yang kau hembuskan
Jangan biarkan mataku memandang
Kecuali wajahmu
Karena hatiku telah terpenuhi olehmu
Maka biarkan aku larut dalam cinta itu
Satu..

nyanyian gamang jiwa

Nyanyian Gamang Jiwa

Rencana apakah yang menuntun diriku…?
Ku di bawa terbang sekejap, lalu di jatuhkan
Keheningan di robek-robek oleh kesenangan.
Namun kemudian,
Kesenangan terbunuh oleh keraguan.

Adakah sisa pagi ini memberi hangat matahari..?
Menyapa dedaunan,
Membangunkan bumi yang telah lama tertidur dalam keremangan..?

Senja akankah berakhir..?
Lalu perlahan membawa malam yang pekat
Menimang-nimang bara hidup lelap di pelukan dingin sang mati..?
Ataukah fajar kan bergegas..?
Menyeret-nyeret mentari pagi, memaksa bersinar
Meski mentari begitu sayu
Karena terlalu dini menyinari bumi.

Tapi bumi tak lagi sanggup melawan kegersangan zaman.
Kebodohan,
Selalu saja menggerogoti sendi-sendi kebaikan sang hidup.

Diam,
Bumi terdiam membeku
Menatap ketakberdayaan putih
Yang setiap hari setiap waktu
Di setubuhi gelap

Di ujung manakah,
Bumi kan temukan akhir dari perjalananya.?
Apakah di kehancuran yang menyedihkan.?
Yang memporak-porandakan segala yang terbangun,
Yang melahirkan penyesalan sia-sia..?
Ataukah,
Terlelap dalam keikhlasan menutup segala angan..?
Lalu terbang bersama merpati,
Ke lapisan yang pantas bagi dirinya
Di antara taman-taman yang tersedia.?


tak sampai 1

Tak Sampai  1 

Aku ingin lebur dalam naungan
Ingin mabuk dan tak tersadarkan
Biar logikaku melayang
Dan daya pikirku hilang
Hingga hanya hatiku yang mengecap
segala yang terlukiskan

karena jiwa telah lama mati
aku ingin rasakan lagi aroma
meski hanya luka yang kudekap

biaskan saja cahaya lembut itu di keremangan malamku
agar dapat ku baca hadirnya bintang di langitmu
bila pun tak ada biru di relungnya
biar ku nikmati angan yang melambungkanku
karena itu telah cukup bagiku