Kamis, 18 April 2013

Untuk Cahaya




Duhai cahaya,
Akulah mendung yang kau hiasi dengan pelangi nan jelita,
Hingga kucing hitam menghentikan langkahnya 
untuk sejenak melihat keajaiban hari ini..

******

Duhai,
Pagi yang cerah 
dengan matahari memantul di butiran embun
dan harum dedaunan basah sisa hujan semalam..
Aku merindu...

******

Duhai cahaya,
kumpulan awan mendung itu
biarlah menjadi hujan
dan biarlah tubuh kita basah
dingin tak kan mersuki jiwa yang membara
semoga Tuhan memayungi kita dengan pelangi....

*****

Duhai cahaya,
anganku berlari-larian dibawah rintik hujan
mengejar bayangmu yang sembunyi di balik mendung..
dingin mengusik rinduku yang berkarat...
adakah pagi mengantarkan hangat mentari..?

*****

Duhai cahaya,
rinduku memata air jingga
di penghujung hari yang kian menyadarkanku
bahwa kamu akan selamanya
menjadi khayalku..

*****

Duhai cahaya, 
dengan langkahku yang gemetar ini 
tak mungkin sampai pada pintumu 
jika tidak kamu sambut dengan tangan mu...

*****

Duhai cahaya, 
cukupkan aku dengan cintamu, 
cukupkan hasratku dengan merindumu, 
dan buatlah aku semakin haus mereguk kasih mu..

*****

Duhai cahaya, 
dalam kehausan yang sempurna, 
aku ingin memandang wajahmu.. 
lalu mabuk dalam pelukan hangat cinta mu..

*****

Duhai cahaya, 
aku mengarungi lautan estetis cinta kasih 
yang tak pernah mengkristal, 
tapi biarkan kunikmati kerinduan yg tak pernah mewujud

*****

Duhai cahaya, 
pada hening yg mana kita dapat duduk berdua..? 
Berbincang tentang aku dan segala kerinduanku.

*****

Duhai cahaya, 
ku renangi samudera keserbamungkinan ini 
dan terus kurenangi, 
hingga cinta memastikan kita dalam pelukanya

*****

Duhai cahaya, 
ada semacam kerinduan yang sedikit malu-malu
saat ku sadari pagi ini,
ternyata hatiku masih inginkan kamu...

Sabtu, 01 Desember 2012

masa lalukini

Masa Lalukini
jika kemarin kamu anggap hari ini,
maka esok kan selalu jadi masa lalumu..
lalu kapan kamu hadir di tempat ini..?
walau sekedar menikmati angin di bawah pohon mangga yang tak pernah berbuah..

angan rinduku


Angan Rinduku
Dan rinduku masih terbawa angin,
Antara Riau dan Jakarta.
Tak kau dengarkah,
Kata cinta cinta yang ku titipkan di tiap gemerisik daun bambu di tepi sungai Sail..?
Atau kamu terlalu asik dengan riuh dukamu sendiri..?

Sudahlah,
Hasrat itu tak kan kembali.
Nikmati sajalah jejakmu esok pagi, sebelum embun tersapu hangat mentari..

cerah

Cerah

Ada sisi kehidupan yg tak pantas ku sebut hidup,
Namun tak tega pula ku sebut mati...
Ketika tak tau lagi,
Sebab apa aku disini..?
Terombang-ambing dalam kemelut mendung,
Pasrah..!
Hujan tak bisa lagi ku paksa berhenti,
Mati..!
Biar cahaya yang menulak resah,
Mungkin nanti akan membara api yg lain..
Cerah...!?